Skip to main content

Listen to Yourself

Apakah kita hidup driven by listening to our truest self dan keikhlasan pada takdir atau driven by kekuatiran dan ketakutan kita pada hal-hal yang sebenernya nggak esensial?

Mendengarkan diri sendiri nggak sama dengan egois. Mendengarkan diri sendiri berarti menjadi ikhlas dan merdeka. Ikhlas kalau harus kerja keras tanpa pujian. Merdeka walau denger omongan judgmental orang lain.

Saran dari orang bisa jadi cerminan untuk lebih mengenal diri. Tokoh idola bisa jadi inspirasi untuk ambil keputusan. Tapi, at the end of the day, yang paling perlu didengerin ya kata hati sendiri yang sejujur-jujurnya. Bukan kata hati yang mengkritik atau yang hanya lagi pengen dianggap keren orang lain.

Comments

Popular posts from this blog

21.09

Brief Answers to the Big Questions - Stephen Hawking

  (curhat sambil semi review buku) I used to think of Stephen Hawking as someone sarcastic and bitter as Richard Dawkins. (Kalau ada yang pernah baca bukunya Dawkins, misalnya yang the God Delusion, pasti mengenali kekhasan cara pandangnya terhadap kreationisme dan hal gaib lai nnya. Kaku bener beb kayak kanebo kering.😅) Secara mendasar, sama seperti Dawkins, Hawking pun menolak kreationisme. Tapi, Hawking expressed  his belief about creationism and other big questions humans have ever had in a kind and humorous way. He did not diminish the magical feeling toward the awe-inspiring universe. But at the same time was also trying to rationally explain how this remarkable world works. Jadi kayak bisa bikin pembaca over-optimistic dan bodoh seperti saya merasa it’s okay to questioning everything sambil tetap hopeful about life… He certainly was a lovely and witty man. Dalam bukunya, Brief Answers to the Big Questions, Hawking menjelaskan konsep-konsep theoretical ph...