Skip to main content

Siang di Kecamatan Karanganom

Aku mengecek hape. Jam digital menunjukkan angka 10.47. Sudah menuju tengah hari. Aku duduk di bangku rotan panjang di depan salah satu ruangan di gedung kantor Kecamatan Karanganom. Panas sekali rasanya. Jas  almamater ku lepas dan aku mengipas-ngipaskan tangan ke leher dan dahiku.

Dari dalam ruangan terdengar suara koordinator mahasiswa unit (Kormanit) ku dan beberapa teman dari unit lain di Kecamatan Karanganom sedang berbincang dengan salah seorang petugas kecamatan. Tadinya, aku sempat mau ikut masuk, tapi demi melihat ruangan yang sudah penuh dan entah gimana aku yakin obrolannya pasti panjang dan membosankan, aku lebih memilih duduk-duduk di teras saja.

Desir angin kadang terasa, kadang tidak, tapi kalau terik matahari sih selalu ada. Kepalaku agak sakit, kayaknya overheat. Aku menyandarkan diri ke lengan kursi, berusaha mencari posisi yang nyaman untuk mengurangi sakit kepalaku. Belum sampai lima menit aku nemu posisi yang nyaman, datang seorang bapak dengan motor bebeknya yang diparkir di depanku.

Canggung, aku kembali duduk tegak dan membuka-buka hape, scroll nggak penting sana sini, lalu mencari momen yang tepat untuk seolah-olah baru melihat bapak tadi datang, dan mengangguk sopan. Bapak itu balas mengangguk sopan padaku. Lalu dia pergi ke arah gedung yang berlawanan. Syukurlah, bisikku dalam hati. Haha.

Detik itu aku berpikir, kalau aku kembali ke zaman dulu saat belum ada hape, aku nggak bisa mengalihkan kecanggunganku ke kegiatan scroll hape tadi. Kira-kira kalau aku jadi orang zaman dulu gitu aku ngapain ya? Haha. Aku sering mikir kayak gitu. Terus aku roleplay, ceritanya aku gak punya hape. Jadi yang bisa kulakukan ya cuma mengamati sekitar. Pikiranku jadi kemana-mana. Aku membayangkan banyak hal. Yang seneng ada, yang sedih ada. Terus aku berusaha mindful dengan semua indra ku. Menyenangkan juga.

Lalu tiba-tiba aku dapat ide. Aku mau nyetel lagu bossanova aja ahh. Situasi ini kayaknya lagi cocok banget untuk lagu santai dan menenangkan itu. So I put my earphones on, and… look, those leaves are now dancing! Hahaha. Gerakannya seirama dengan lantunan instrumen yang kudengar. Aku tersenyum puas. 

Tiba-tiba ada yang melongok dari balik pintu. Oh, itu Kormanitku. Dia minta tolong aku fotokan acara bincang-bincang di dalam. Siap deh. Bubarkan fantasi. Back to reality.



19 Juni 2017

Comments

Popular posts from this blog

Is There a Way to Make Everyone Loves You?

I guess there is no way we can please everyone, let alone ask everyone to love us. You can still try to make people like you, though. You can be: a good listener a helpful friend a supportive family member a loving partner, but there is no guarantee that you will be loved by the deeds you have done. People are unconsciously conditioned to like or dislike certain things or other people. They have their own perception of what's good or bad, which could be quite different from your perception of good and bad. So... In the end, just be unapologetically you . Stay true to who you are. Know that whenever someone judges you, they actually judge their perception of you. Which most possibly is not the real you. Know that any concept that molds our worldly status is just, well... worldly. Ephemeral. Impermanent. Keep spreading love and kindness. And never let anyone or anything stops you from doing good. Because you can't be perfect for everyone, but you can always try to do your best ev...

21.09