Hapeku wafat. Tamat. Sudah dibawa ke tempat servis pun, ia tidak tertolong. Ya sudah. Aku kabarkan pada orangtua. Saat ditawarkan yang baru, aku bilang nggak perlu buru-buru. Aku menikmati banget nggak punya hape yang canggih. Sekarang aku hanya memakai hape cadangan yang sejak zaman Maba aku simpan. Blackberry Bold. Super jadul, gengs. To make it worse (or better – in my case) , ini BB nggak bisa dipake bbm-an. Entah kenapa. Ada yang salah dengan identitas e-mail untuk registrasi bbm. Soalnya dulu BB ini memang bukan punyaku. Entahlah, nggak paham juga dan nggak begitu peduli juga hehe. Aku merasa sangat amat damai. Aku jauh lebih sehat mental. Informasi yang sampai kepadaku ter- filter dengan baik. Tidak perlu lagi kuhadapi notifikasi kurang penting yang mengganggu proses real life ku. Kalau orang nyari aku dan itu urgent , then they’ll find me through sms atau telpon. Semua sosmed kutinggalkan. Instagram, Facebook, Twitter, Line… Apa lagi, coba? Sebutkan. Semuanya nggak ...
Random personal insights and stories. Warning: some posts might sound a bit cringe hehe.