Skip to main content

Waktu

Berulang kali aku menggeleng keheranan melihat cara waktu berjalan. Waktu adalah teman sekaligus musuh. Frenemy. Dia tidak acuh pada mereka yang memelas ingin menetap di satu masa. Juga pada mereka yang tersedan mengharapnya lekas berlari. Dia hanya melangkah sesuai takdirnya. 

Jika waktu punya perasaan, mungkin dia akan memperlambat diri kala melihat dua sejoli mengikat kasih dalam kebahagiaan yang tak terpikirkan. Jika waktu punya perasaan, mungkin dia berusaha mempercepat langkah demi membantu mereka yang kehilangan orang tersayang dan ingin mengubur rasa pedihnya. 

Untungnya, waktu tidak berperasaan. Dia  hanya mengikuti titah Sang Mahakekal. Dia berjalan abai. Dihujat dia tak peduli, dipuji juga tak peduli. Dia menyendiri, melakukan tugasnya yang hakiki.

#hiduphampirduadekade #onthewayto2tahunkuliah #anotherwaveofMaBa #nggakrelajaditua #manusiabisaapa

Comments

Popular posts from this blog

Throwback

Setelah dua kali ops ke daerah Gunungkidul dan melewati kota Wonosari, aku teringat sesuatu. Awal kelas 12 dulu, aku pernah hidup selama satu minggu bersama orang-orang desa di Wonosari.  Kegiatan itu disebut live in. Aku sebenarnya sudah pernah menulis soal live in di blog ini, tapi tidak lengkap. Ada tulisan lengkapku tentang live in, yang kubuat karena diwajibkan sekolah (hehe), tapi hanya dipublish di blog kelasku. Nah, demi mempermudah dokumentasi, aku mau copy paste tulisan lengkap live in-ku ke sini. hehehe.  *** Memilih Bahagia oleh Eunike Adiprasasti / XIIA2/ 11 Hari pertama sampai di Wonosari saya merasa takut sekaligus excited. Siapa yang akan jadi keluarga saya? Bagaimana rumah saya nanti? Apa saja yang harus saya kerjakan? Dan, pertanyaan  yang paling sering muncul adalah apakah saya akan menikmati hidup di sana? Saya bukan orang yang melihat situasi hanya dari nikmat atau tidak nikmatnya saja. Saya punya rasa gengsi yang tinggi untuk m...

Brief Answers to the Big Questions - Stephen Hawking

  (curhat sambil semi review buku) I used to think of Stephen Hawking as someone sarcastic and bitter as Richard Dawkins. (Kalau ada yang pernah baca bukunya Dawkins, misalnya yang the God Delusion, pasti mengenali kekhasan cara pandangnya terhadap kreationisme dan hal gaib lai nnya. Kaku bener beb kayak kanebo kering.😅) Secara mendasar, sama seperti Dawkins, Hawking pun menolak kreationisme. Tapi, Hawking expressed  his belief about creationism and other big questions humans have ever had in a kind and humorous way. He did not diminish the magical feeling toward the awe-inspiring universe. But at the same time was also trying to rationally explain how this remarkable world works. Jadi kayak bisa bikin pembaca over-optimistic dan bodoh seperti saya merasa it’s okay to questioning everything sambil tetap hopeful about life… He certainly was a lovely and witty man. Dalam bukunya, Brief Answers to the Big Questions, Hawking menjelaskan konsep-konsep theoretical ph...